Strategi dan Analisis SWOT
STRATEGI
Kata
Strategi, berasal dari bahasa Yunani kuno, strategos
atau strategy dalam bahasa Inggris,
yang mempunyai konotasi militer, yaitu : penerapan seni dan ilmu berperang
dengan mengerahkan kekuatan militer untuk mengalahkan musuh atau memperkecil
efek dari kekalahan. Caranya antara lain dengan melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat)
untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan lawan serta mencari peluang-peluang
yang bisa diambil untuk meraih tujuan.
Strategi diperlukan oleh perusahaan untuk mengatasi
persaingan, baik dari produk sejenis maupun produk substitusi yang
perkembangannya semakin pesat seiring perkembangan teknologi. Bagaimana,
misalnya, jasa kantor pos yang tergantikan oleh e-mail, SMS dan MMS atau telpon
PSTN yang tergantikan ponsel, telpon tanpa kabel serta i-phone dari internet.
Dalam kondisi
pada saat ini, perang pemasaran tidak terbatas pada perang produk yang saling
menonjolkan keunggulan masing – masing. Perang pemasaran yang dimaksud adalah
perang untuk merebutkan posisi didalam persepsi konsumen sehingga pada saat
konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk tertentu, merek merekalah yang
ada dalam daftar pertama di benak konsumen.
Menurut David Arnold, suatu strategi
mengenai konsep merek mempunyai
sifat-sifat alami berikut ini :
1.
Strategi
dimulai dari kepuasan konsumen. Ini dikarenakan kepuasan konsumen adalah hasil
yang harus dicapai oleh suatu organisasi perusahaan.
2.
Strategi adalah
sesuatu yang berjangka waktu panjang. Suatu perusahaan perlu memiliki
kepercayaan diri usaha melanjutkan usaha pemuasan konsumen, agar mereka dapat
merencanakan investasi dan membangun
preferensi yang berulang-ulang.
3.
Strategi adalah
sesuatu yang kompetitif .
Tujuan strategi adalah untuk membedakan sebuah perusahaan dengan pesaingnya,
agar pelanggan memperoleh pilihan yang jelas dan membangun pola pembelian
berulang (repeat buying).
Tujuan strategi adalah keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan,
yang dapat muncul dari bagian manapun dari kegiatan organisasi. Pasar berperan
dalam menilai keuntungan ini. Berkaitan dengan merek, strategi merek merupakan
proses dimana tawaran produk atau jasa perusahaan diposisikan dalam benak
pelanggan untuk menghasilkan persepsi keuntungan.
Menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan bagian dari perencanaan strategis. Salah satu tools yang digunakan
adalah SWOT yang merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W),
Opportunity (O) dan Threat (T). Analisa SWOT umumnya digunakan sebagai kerangka
dasar strategi perusahaan, produk atau pemasaran dengan cara membuat daftar
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang selanjutnya akan menentukan
strategi perusahaan dalam menanggapi persaingan, mengantisipasi situasi serta
mencapai tujuan.
Dalam teori SWOT, analisa lingkungan
dibagi menjadi 2 :
·
Lingkungan
Internal (di dalam perusahaan) :
o Strength /
Kekuatan
o Weakness /
Kelemahan
·
Lingkungan
Eksternal (di luar dalam perusahaan) :
o Opportunity /
Peluang
o Threat /
Tantangan
STRENGTH
(Kekuatan)
Strength
dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari
perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage (keunggulan bersaing). Misalnya :
- Brand
nama yang terkenal
- Hak
paten
- Market
share yang relatif besar / dominan
- Reputasi
yang baik
- Skill
/ kemampuan / spesialisasi perusahaan
- Jaringan
distribusi yang luas
- Dan
lain – lain.
WEAKNESS (Kelemahan)
Kebalikan dari Strength, Weakness
merupakan kekurangan atau hal – hal yang tidak / belum dimiliki perusahaan
untuk bersaing di pasar.Misal :
- Brand
nama tidak terkenal
- Reputasi yang kurang baik di mata konsumen
- Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing
- Harga yang kurang kompetitif
Weakness juga dapat menjadi sisi lain dari strength yang
dimiliki perusahaan. Misal : Perusahaan memiliki pabrik dengan skala produksi
yang besar dengan nilai investasi yang besar pula. Di satu sisi, ini adalah
strength. Namun disisi lain, apabila terjadi perubahan di pasar atau konsumen,
misalnya perubahan spesifikasi produk menjadi lebih kecil / compact dan berbeda
dari produk yang ada, maka strength tadi dapat pula menjadi weakness karena
perusahaan tersebut menjadi kurang tanggap untuk mengantisipasi perubahan
tersebut atau tindakan antisipasinya menjadi mahal.
OPPORTUNITY
(Peluang)
Opportunity
dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi
potensi untuk meningkatkan profit, market share atau pertumbuhan. Beberapa
contoh opportunity antara lain :
·
Kondisi
perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat
·
Adanya
permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk /
perusahaan lain
·
Teknologi baru
yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih efisien atau dapat
meningkatkan kualitas produk / jasa
·
Peraturan
pemerintah yang mendukung bisnis
·
Dibukanya
larangan perdagangan di negara tertentu
·
Dbukanya
jalur distribusi baru, dan lain – lain.
Threat (Tantangan)
Threat adalah kebalikan dari
Opportunity, yang merupakan halangan atau ancaman bagi perusahan dalam
memperluas pasar atau mendapatkan profit.Misalnya :
- Pesaing
yang semakin gencar
- Munculnya
produk substitusi / pengganti
- Konsumen
mengurangi daya konsumsinya.
- Peraturan
pemerintah
- Trend
atau perubahan sosial yang kurang menguntungkan bagi perusahaan. Misalnya
: Coca Cola mendapat tantangan dari meningkatnya kepedulian masyarakat
untuk mengkonsumsi minuman yang lebih sehat dan mengurangi minuman bersoda
atau yang mengandung kadar gula tinggi.
Walaupun terliat negatif, perusahaan yang jeli dapat memutar threat menjadi opportunity. Misalnya untuk contoh Coca Cola di atas, tantangan dari meningkatnya pola konsumsi minuman yang lebih sehat membuat Coca Cola mengeluarkan produk Zero Sugar.
Matrix
SWOT
Berikut contoh implementasi strategi dari matrix tersebut :
- Strategi
S - O : mengejar peluang yang dianggap cocok dengan kekuatan perusahaan.
Misalnya : ada kebutuhan konsumen akan produk yang lebih murah. Dalam hal
ini perusahaan yang mempunyai kekuatan biaya operasional yang efisien
dapat memanfaatkan peluang ini untuk memproduksi dan menjual produk dengan
harga yang lebih rendah.
- Strategi
S – T : mengatasi kelemahan perusahan untuk mengejar peluang. Seperti pada
contoh diatas, misalnya perusahaan ternyata justru memiliki kelemahan
biaya produksi yang mahal, dapat mengantisipasi kekurangannya dengan
melakukan efisiensi agar harga produknya lebih kompetitif.
- Strategi
T – S : mengurangi dampak ancaman (threat) dengan kekuatan yang ada.
Contohnya, konsumen mengurangi konsumsinya karena krisis ekonomi. Dalam
hal ini, perusahaan yang mempunyai skala produksi yang efisien, dapat
memperoleh keuntungan dari harga produknya yang lebih murah.
- Strategi
T – W : membuat perencanaan yang mencegah kelemahan perusahaan menjadi
ancaman yang lebih serius terhadap kendala eksternal. Misalnya : terjadi krisis ekonomi sedangkan
operasional perusahaan cenderung tidak efisien sehingga harga tidak
kompetitif. Agar produknya tidak terpuruk / tidak laku, perusahaan mungkin
dapat melakukan pengurangan margin atau program – program promosi.
Dengan matrix tersebut, perusahaan dapat membuat strategi
dalam mengantisipasi peluang maupun tantangan dengan mencoba memanfaatkan
kekuatan yang ada.Atau perusahaan dapat memperkuat atau menggunakan kelemahan
perusahaannya untuk mengejar peluang maupun mengantisipasi ancaman terhadap
perusahaan, brand ataupun produknya.
Kekeliruan
Penerapan SWOT
Harus diingat bahwa SWOT hanya
merukan kerangka dasar dalam menetapkan strategi perusahaan. Beberapa
kekeliruan dan kesalahan yang umum terjadi dalam menganalisa faktor – faktor
SWOT antara lain :
- Dalam
menentukan Strength, tidak
dibandingkan dengan pesaing sehingga apa yang tadinya dianggap sebagai
kekuatan, sebenarnya masih banyak kelemahannya dibanding pesaing.
- Dalam
menganalisa Weakness :
- Kelemahan dianalisa secara departemental (parsial) dan bukan secara organisasi
keseluruhan
- Salah satu kelemahan yang sering dipilih adalah customer satisfaction index yang
lebih rendah dari pesaing atau jumlah komplain yang tinggi. Padahal
mungkin kelemahan tersebut terjadi karena kebijakan atau karena
menyangkut orang – orang tertentu (oknum)
- Dalam
menganalisa Opportunity,
cenderung menganggap weakness
sebagai peluang untuk perbaikan. Misal : perusahaan kekurangan orang –
orang yang berbakat dibidang tertentu (seperti IT). Di sini opportunity dianggap sebagai
‘menambah orang – orang IT yang berbakat’
- Dalam
menganalisa Threat, sering kali
gagal mempertimbangkan dampak negatif jangka panjang dari suatu faktor.
Misalnya : peraturan pemerintah mengenai ekspor / impor, ketentuan
perpajakan dan lain – lain.
Kekeliruan
yang sering terjadi dalam penerapan SWOT antara lain :
- Kesalahan
dalam membuat klasifikasi SWOT karena kesalahan data, kekurangan informasi
atau tidak tajam dalam menganalisa variabel SWOT
- Faktor
– faktor yang diklasifikasikan terlalu luas / banyak sehingga strateginya
menjadi tidak fokus
- Penetapan
faktor yang bias sehingga strategi yang dibuat menjadi kurang tajam
- Kekeliruan
dalam menerapkan strategi yang cocok / relevan
Kekeliruan dan kesalahan di atas dapat dikurangi dengan
- Melakukan
riset yang mendalam baik ke lingkungan internal maupun eksternal untuk
mendapatkan faktor – faktor dan strategi yang relevan
- Memberikan
training untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai penerapan SWOT
Contoh Kasus
PT. GARUDA INDONESIA
Analisis SWOT
Analisis
SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal perusahaan
sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda dimasa
yang akan datang dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari
sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi
eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Setelah
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dilakukan perumusan terhadap strategi
dengan menggunakan diagram SWOT.
Hasil
dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang dilakukan PT.
Garuda Indonesia (Persero), Tbk dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dengan
kekuatan dan peluang yang dimiliki. Sehingga, akan diambil kesimpulan mengenai
kinerja Garuda yang menjadi penilaian bisnis untuk investor dalam mengambil
keputusan investasi.
Faktor-faktor
yang akan dianalisis tersebut antara lain:
A. Faktor Internal Perusahaan
1. Kekuatan (Strengths):
- Maskapai
penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan 89
pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis
Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737
Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG.
- Garuda
mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga
tahun 2010.
- Konsep
layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang didasarkan
keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda
Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitusight,
sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai
ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain.
- Adanya
layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas
pesawat;
- Memiliki
tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten,
berdaya saing tinggi dan helpfulserta dilandasi atas
nilai-nilai FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer
centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda
Indonesia.
- Pangsa
pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati
terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin
pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West
Pacific (Australia).
- Memiliki
teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga menempatkan
Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di
Indonesia.
- Garuda
Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat.
- Garuda
Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan.
- Garuda
Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestic.
2. Kelemahan (Weakness):
- Adanya
faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan
jumlah cockpit dan cabin crew sehingga
menyebabkan keterlambatan penerbangan.
- Tingginya
tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih
harus dibayar.
- Garuda
sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu.
- Perseroan
memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan
datang.
- Biaya
operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.
B. Faktor Eksternal Perusahaan
1. Peluang (Opportunities):
- Telah
dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang
dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan
internasional jarak jauh.
- Indonesia
merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan
yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia
tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang
hanya sebesar 8,20%.
- Bergabungnya
Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
- Berkembangnya
secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.
2. Ancaman (Threats)
- Adanya
faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP),
seperti landasan pacu/runway yang terbatas.
- Sumber
utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina,
sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.
- Adanya
bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat
mengakibatkan penurunan permintaan.
- Adanya
peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
- Maskapai
asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi
penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.
Comments
Post a Comment